|
Deskripsi:
Judul : Selagi Masih Muda
Pengarang : Dr. A’idh Al-Qarni
Penerbit : Aqwam
Tebal : 344 halaman
Masa muda adalah masa yang sangat bernilai, tak akan berganti dan tidak akan pernah terulang. Pada masa ini segala potensi, minat, bakat, kemauan dan kemampuan bersatu di dalamnya. Semangat yang tinggi, badan yang kuat dan kokoh, kemauan yang keras, semuanya mengalir di dalam darah muda seorang manusia. Bisa dikatakan bahwa di masa muda ini seseorang mengawali kehidupannya. Dia mulai berpikir tentang kehidupan dan segala hal yang menyangkut di dalamnya.
Semangat pemuda yang membara ternyata masih banyak digunakan untuk tujuan yang tidak pada tempatnya. Banyak pemuda yang kemauannya keras, namun kemauannya itu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Selain tidak bermanfaat, seringkali perbuatan kawula muda dengan semangatnya cenderung merusak diri mereka sendiri, bahkan lingkungan. Maka tidak jarang kita lihat di berbagai media banyak para pemuda yang berkelahi, tawuran, mabuk-mabukan, melakukan pergaulan bebas dan sebagainya. Oleh karena itu, para pemuda membutuhkan bimbingan dan tuntunan agar bisa berbuat sebagaimana halnya pemuda harapan Islam.
Buku Selagi Masih Muda ini berisi ajakan-ajakan kepada para pemuda untuk senantiasa menaati Allah agar tidak terjebak kepada jurang kenistaan dan kehinaan. Buku ini berisi tulisan-tulisan bergizi tentang bagaimana seharusnya pemuda, hal-hal yang perlu diwaspadai pemuda, cerita-cerita motivasi untuk kembali kepada Allah, persoalan yang harus diatasi para pemuda, dan anjuran untuk memiliki cita-cita luhur yang memotivasi.
Kelebihan buku ini di antaranya bahasanya yang ringan membuat tulisannya mudah dipahami. Selain itu, cerita-cerita dan tips-tips yang disuguhkan membuat pemuda berpikir kenapa harus kembali ke jalan Allah dengan menjalankan syariat Islam. Selain itu, tulisan motivasi yang dirangkai membuat hati tergerak untuk melakukan berbagai perubahan diri ke arah positif.
Kekurangan buku ini tidak banyak. Salah satu kekurangannya adalah pada bagian alasan musik diharamkan. Pada bagian ini, dituliskan tentang keterangan-keterangan tentang haramnya musik. Di bagian ini dikatakan bahwa musik diharamkan karena akan membuat pendengarnya terpengaruh kepada hal-hal yang dinyanyikan (bagi lagu-lagu yang liriknya menyimpang), bahkan sampai kepada kekufuran. Selain itu, haramnya musik juga karena musik dapat membuat para pemuda lalai dalam mengingat Allah. Di sini tidak dijelaskan apakah musik yang tujuannya untuk dakwah atau mengingatkan kembali para pemuda untuk bertaubat dari maksiat haram atau tidak. Oleh sebab itu, pembaca masih kebingungan tentang musik yang tujuannya untuk dakwah.
Secera keseluruhan, menurut saya buku ini cocok untuk para pemuda yang masih “belum sadar” dari dunianya yang cenderung mengikuti hawa nafsu dan semakin menjauh dari Allah. Setelah membaca buku ini, pembaca akan termotivasi untuk bergerak menjadi pemuda yang lebih baik, yaitu pemuda yang menaati Allah dan mempunyai cita-cita luhur.